Pengertian Sastra Anak
Pengertian Sastra Anak
Karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh
anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang
berusia antara 6-13 tahun.
Ciri-ciri
•
Menurut Puryanto (2008: 7) secara garis besar, ciri dan syarat sastra anak
adalah:
1. Cerita anak mengandung
tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting
yang ada di sekitar atau ada di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung
peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan
bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam
jangkauan anak.
2. Puisi anak mengandung tema
yang menyentuh, ritme yang meriangkan anak, tidak terlalu panjang, ada rima dan
bunyi yang serasi dan indah, serta isinya bisa menambah wawasan pikiran anak.
Menurut Huck (1987 : 630-623) bahwa pembelajaran sastra di
SD harus memberi pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada 4 tujuan,
yakni :
1. Pencarian kesenangan Pada buku
2. Menginterprestasikan bacaan sastra
3. Mengembangkan kesadaran bersastra
4. Mengembangkan apresiasi
•
Jenis - jenis
- Puisi
- Prosa
- Drama
•
Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas tiga
hal, yaitu :
- sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati,
- sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia,
- sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri.
sastra anak juga berfungsi sebagai
- media pendidikan dan hiburan,
- membentuk kepribadian anak,
- menuntun kecerdasan emosi anak.
Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang
- moral,
- pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas,
- memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.
•
Pengertian dan Batasan Apresiasi Sastra Anak
- kesadaran kita terhadap nilai-nilai seni dan budaya (sastra anak), dan
- penilaian atau penghargaan kita terhadap sesuatu (sastra anak).
Batasan :
- Apresiasi sastra anak adalah penghargaan (terhadap karya sastra anak)
- Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas karya sastra anak sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan
- Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggauli cipta sastra anak
•
Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak itu kita dapat melakukan beberapa
kegiatan, antara lain :
- kegiatan apresiasi langsung
- kegiatan apresiasi tidak langsung
- pendokumentasian sastra anak,
- melatih kegiatan kreatif mencipta sastra
•
Ada tiga tingkatan atau langkah dalam apresiasi sastra anak, yaitu :
- seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak
- menjelajahi medan makna karya sastra yang diapresiasinya
- menyadari hubungan sastra dengan dunia di luar
•
lima manfaat bagi kehidupan ketika mengapresiasi sastra anak, yaitu
- manfaat estetis,
- manfaat pendidikan,
- manfaat kepekaan batin atau sosial,
- manfaat menambah wawasan, dan
- manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.
•
Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak
- persiapan pembelajaran,
- pelaksanaan pembelajaran, dan
HAKIKAT SASTRA ANAK
1. PENGERTIAN, SIFAT, DAN HAKIKAT SASTRA
ANAK
Dalam kehidupan sehari-hari, sering
kita mendengar orang menyebutan atau mengucapkan ata sastra anak, cerita anak
atau bacaan anak. Namun kenyataannya, istilah sastra anak dalam beberapa kamus
istilah sastra, seperto Kamus Istilah Sastra (Panuti Sudjiman, 1990: 71-72) dan
Kamus Istilah Sastra (Abdul Rozak Zaidan, et al. 1994: 181-184), tidak ditemukan
lema itu. Demikian juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998: 786-787) atau
Kamus Bahasa Indonesia Besar (Kamisa, 1997: 473) pun tidak kita temukan lema
atau sublema sastra anak.
Kata sastra anak merupakan dua patah kata yang dirangkaikan menjadi satu kata sebut, yaitu dari kata sastra dan kata anak. Kata sastra berarti ‘karya seni imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa’ (Rene Wellek, 1989). Karya seni imajinatif yang bermedium bahasa itu dapat dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk lisan. Sementara itu, kita anak disini diartikan sebagai ‘manusia yang masih kecil’ (KBBI, 1998: 31) atau ‘bocah’ (KBBI, 1998: 123). Tentu pengertian anak yang dimaksud di sini bukan anak balita dan bukan pula anak remaja, melainkan anak yang masih berumur antara 6-13 tahun, usia anak sekolah dasar. Jadi, secara sederhana istilah sastra anak dapat diartikan sebagai ‘karya seni yang imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkakan bahasa, baik lisan ataupun tertulis, yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak’.
Kata sastra anak merupakan dua patah kata yang dirangkaikan menjadi satu kata sebut, yaitu dari kata sastra dan kata anak. Kata sastra berarti ‘karya seni imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa’ (Rene Wellek, 1989). Karya seni imajinatif yang bermedium bahasa itu dapat dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk lisan. Sementara itu, kita anak disini diartikan sebagai ‘manusia yang masih kecil’ (KBBI, 1998: 31) atau ‘bocah’ (KBBI, 1998: 123). Tentu pengertian anak yang dimaksud di sini bukan anak balita dan bukan pula anak remaja, melainkan anak yang masih berumur antara 6-13 tahun, usia anak sekolah dasar. Jadi, secara sederhana istilah sastra anak dapat diartikan sebagai ‘karya seni yang imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkakan bahasa, baik lisan ataupun tertulis, yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak’.
Sementara itu, Riris K.
Toha-Sarumpaet (1976: 21) menyatakan bahwa sastra anak adalah karya sastra yang
dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Pendek kata, sastra
anak ditulis oleh orang tua untuk anak. Orang tua jugalah yang mengedit,
mengilustrasi, mencetak, menerbitkan, mendistribusikan, memilihkannya di rumah
atau di sekolah, seringkali membacakannya, dan sesekali membicarakannya. Orang
dewasa pulalah yang membimbing anak dalam memilih dan mengusahakan bacaan yang
baik bagi anak.
Sebenarnya, tidak semua sastra anak
itu ditulis oleh orang tua. Penulis sastra anak dapat juga dilakukan oleh
anak-anak itu sendiri, misalnya anak yang telah berumur sepuluh atau sebelas
tahun ke atas, sudah dapat menulis puisi atau catatan harian dalam majalah Bobo
dan sebagainya. Memang pada umumnya sastra anak itu ditulis oleh orang dewasa
atau orang tua untuk anak-anak. Sementara itu, istilah cerita anak merupakan
istilah yang umum untuk menyebut sastra anak yang semata-mata bergenre prosa,
seperti dongeng, legenda, mite yang diolah kembali menjadi cerita anak., dan
tidak termasuk jenis puisi anak atau drama anak. Istilah bacaan anak lebih
menekankan pada media tertulis, bahasa tulis, dan bukan bahasa lisan. Bacaan
anak tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat pengetahuan, keterampilan
khusus, komik atau cerita bergambar, cerita rakyat, dan sebagainya.
Sifat dan hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sifat sastra anak lebih menonjolkan unsure fantasi. Sifat fantasi ini terwujud dalam eksplorasi dari yang serba mungkin dalam sastra anak. Anak-anak menganggap segala sesuatu, baik benda hidup maupun benda mati, itu berjiwa dan bernyawa, seperti diri mereka sendiri. Segala sesuatu itu masing-masing dianggap mempunyai imbauan dan nilai tertentu. Di situlah letak kekhasan hakikat sastra anak, yaitu bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan semesta (Sarumpaet, 1976: 29).
Sifat dan hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Sifat sastra anak lebih menonjolkan unsure fantasi. Sifat fantasi ini terwujud dalam eksplorasi dari yang serba mungkin dalam sastra anak. Anak-anak menganggap segala sesuatu, baik benda hidup maupun benda mati, itu berjiwa dan bernyawa, seperti diri mereka sendiri. Segala sesuatu itu masing-masing dianggap mempunyai imbauan dan nilai tertentu. Di situlah letak kekhasan hakikat sastra anak, yaitu bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam alam kehidupan semesta (Sarumpaet, 1976: 29).
2. CIRI SASTRA ANAK
Riris K. Toha-Sarumpaet (1976: 29-32)
mengemukakan bahwa ada 3 ciri yang menandai sastra anak itu berbeda dengan
sastra orang dewasa. Tiga ciri pembeda itu berupa:
a. Unsur pantangan
b. Penyajian dengan gaya secara
langsung
c. Fungsi terapan
Unsur pematangan merupakan unsur yang
secara khusus berkenaan dengan tema dan amanat. Secara umum, dapat dikatakan
bahwa sastra anak menghindari atau pantangan terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut masalah seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian,
kekejaman, prasangka buruk, kecurangan yang jahat, dan masalah kematian.
Apabila ada hal-hal buruk dalam kehidupan itu yang diangkat dalam sastra anak,
misalnya masalah kemiskinan, kekejaman ibu tiri, dan perlakuan yang tidak adil
pada tokoh proagonis, biasanya amanatnya lebih desederhanakan dengan akhir
cerita menemui kebahagiaan atau keindahan, misalnya dalam kisah Putri Salju,
Cindrella, Bawang Merah Bawang Putih, Limaran, Cindelaras, dan Putri Angsa.
Penyajian dengan gaya secara langsung adalah bahwa sajian cerita merupakan deskripsi secara singkat dan langsung menuju sasarannya, mengetengahkakan gerak yang dinamis, dan jelas sebab-sebabnya. Deskripsi itu diselingi dengn dialog itu terwujud suasana yang tersaji perilaku tokoh-tokohnya amat jelas, baik sifat, peran, maupun fungsinya dalam cerita. Biasanya lebih cenderung digambarkan sifat tokoh yang hitam putih. Artinya, setiap tokoh baik atau tokoh buruk.
Penyajian dengan gaya secara langsung adalah bahwa sajian cerita merupakan deskripsi secara singkat dan langsung menuju sasarannya, mengetengahkakan gerak yang dinamis, dan jelas sebab-sebabnya. Deskripsi itu diselingi dengn dialog itu terwujud suasana yang tersaji perilaku tokoh-tokohnya amat jelas, baik sifat, peran, maupun fungsinya dalam cerita. Biasanya lebih cenderung digambarkan sifat tokoh yang hitam putih. Artinya, setiap tokoh baik atau tokoh buruk.
Fungsi terapan adalah sajian cerita
yang harus bersifat informative dan mengandung unsur-unsur yang bermanfaat,
baik untuk pengetahan umum, keterampilan khusus, maupun untuk pertumbuhan anak.
Fungsi terapan dalam sastra anak ini ditunjukkan oleh unsure-unsur intristik
yang terdapat pada teks karya sastra anak itu sendiri, misalnya dari judul
Petualangan Sinbad akan memberikan informasi yang berupa kata atau nama tkoh,
anak akan bertambah pengetahuannya tentang negeri asal kata atau tokoh itu,
letak negeri itu, apa yang tetrkenal di negeri itu, dan sebagainya.
3. JENIS SASTRA ANAK
Seperti halnya karya sastra secara
umum, jenis sastra anak juga terdapat bentuk prosa, puisi, dan drama. Jenis
prosa dan puisi sastra anak adalah yang paling banyak ditulis orang. Sementara
itu, jenis karya sastra drama anak sangat jarang ditulis dan bukan berarti
tidak ada.
Hakikat dan sifat sastra anak dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis yang dilihat dari kehadiran tokohnya, yaitu:
a. Jenis karya sastra anak yang mngetengahkan tokoh utama yang berasal dari alam benda mati, sperti batu,sungai, air, lautan, septum, dan kue.
a. Jenis karya sastra anak yang mngetengahkan tokoh utama yang berasal dari alam benda mati, sperti batu,sungai, air, lautan, septum, dan kue.
b. Jenis karya sastra anak yang
mengetengahkan tokoh utama yang berasal dari alam benda hidup yang bukan manusia,
seperti bunga sepatu, buaya, iakn hiu, pelandu, si Kancil, dan rumput
c. Jenis karya sastra anak yang
mengetengahkakn tokoh utama yang berasal dari alam manusia itu sendiri, seperti
dalam kisah Cinderella, Putri Kerudung Merah, Bawang Merah dan Bawang Putih,
dan Putri Salju. Jenis sastra anak yang pertama dan kedua itu meskipun tidak
menghadirkan tokoh manusia, tokoh-tokohnya tetap dapat berbicara, berperilaku,
dan berpersaan seperti halnya pada diri manusia.
4. FUNGSI SASTRA ANAK
Sastra anak memiliki fungsi sebagai
media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun
kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang
moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas,
serta member pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam
sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan
gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan
mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan
emosinya.
B. APRESIASI SASTRA ANAK
1. PENGERTIAN APRESIASI
Di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, apresiasi berarti:
a. Kesadaran terhadap nilai-nilai
seni dan budaya
b. Penilaian (penghargaan) terhadap
sesuatu
c. Kenaikan nilai barang karena harga
pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah (KBBI, 1998: 46).
Arti pertama kata apresiasi itu bertalian dengan kesadaran (orang atau masyarakat) terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Setiap karya seni dan budaya itu tentu memiliki nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan, baik nilai keindahan, nilai religious, nilai pendidikan, nilai hiburan, maupun nilai moral. Semua nilai yang terkandung dalam karya seni dan budaya membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih beradab, lebih baik, da lebih manusiawi. Kesadaran orang terhadap nilai-nilai dalam karya seni dan budaya seperti itulah yang disebut apresiasi.
Arti kedua kata apresiasi bertalian dengan penilaian atau penghargaan terhadap sesuatau hal atau masalah. Penilaian atau penghargaan semata-mata diukur dengan nilai uang. Memnghargai sesuatu hal atau masalah berarti pula kita ini member perhatian, member penghormatan, menjunjung tinggi sesuatu itu, mengindahkn hal yang diamanatkan, dan kalau perlu melaksanakan sesuatu hal atau masalah yang terkandung di dalamnya. Ada sesuatu nilai yang terdapat dalam karya (seni atau budaya) yang perlu digali, lalu hasilnya kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Arti ketiga kata apresiasi bertalian dengan dunia ekonomi. Harga barang dan nilai suatu mata uang ditentukan oleh pasaran. Jika permintaan barang dan mata uang tertentu di pasaran sedang besar atau meningkat maka nilai barang atau mata uang tertentu lesu, lemah atau turun drastic maka apresiasi terhadap barang atau mata uang itu tentu merosot juga.
Arti pertama kata apresiasi itu bertalian dengan kesadaran (orang atau masyarakat) terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Setiap karya seni dan budaya itu tentu memiliki nilai-nilai yang berguna bagi kehidupan, baik nilai keindahan, nilai religious, nilai pendidikan, nilai hiburan, maupun nilai moral. Semua nilai yang terkandung dalam karya seni dan budaya membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih beradab, lebih baik, da lebih manusiawi. Kesadaran orang terhadap nilai-nilai dalam karya seni dan budaya seperti itulah yang disebut apresiasi.
Arti kedua kata apresiasi bertalian dengan penilaian atau penghargaan terhadap sesuatau hal atau masalah. Penilaian atau penghargaan semata-mata diukur dengan nilai uang. Memnghargai sesuatu hal atau masalah berarti pula kita ini member perhatian, member penghormatan, menjunjung tinggi sesuatu itu, mengindahkn hal yang diamanatkan, dan kalau perlu melaksanakan sesuatu hal atau masalah yang terkandung di dalamnya. Ada sesuatu nilai yang terdapat dalam karya (seni atau budaya) yang perlu digali, lalu hasilnya kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Arti ketiga kata apresiasi bertalian dengan dunia ekonomi. Harga barang dan nilai suatu mata uang ditentukan oleh pasaran. Jika permintaan barang dan mata uang tertentu di pasaran sedang besar atau meningkat maka nilai barang atau mata uang tertentu lesu, lemah atau turun drastic maka apresiasi terhadap barang atau mata uang itu tentu merosot juga.
Sehubungan dengan yang kita bahas
adalah pembelajaran sastra anak, maka pengertian apresiasi yang kita maksudkan
disini adalah pengertian pertama dan kedua, yaitu:
• Kesadaran kita terhadap nilai-nilai
seni dan budaya (sastra anak)
• Penilaian atau penghargaan kita
terhadap sesuatu (sastra anak)
3. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA ANAK
Panuti Sudjiman (1990: 9) dalam buku
Kamus Istilah Satra memberi batasan apresiasi sastra adalah penghargaan
(terhadap karya sastra) yang didasarkan pada pemahaman. Sementara itu, Abdul
Rozk Zaidean et. al. (1994: 35) dalam buku Kamus Istilah Sastra mendefinisikakn
apresiasi sastra adalah penghargaan atas karya sastra sebagai hasil pengenalan,
pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan
batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra itu.
Berdasarkan pendapat ketiga pakar
tersebut, maka apresiasi sastra dapat kita paparkan sebagai berikut:
a. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan (terhadap karya sastra anak) yang didasarkan pada pemahaman.
b. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas karya sastra anak sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra anak.
a. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan (terhadap karya sastra anak) yang didasarkan pada pemahaman.
b. Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas karya sastra anak sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra anak.
c. Apresiasi sastra anak adalah
kegiatan menggauli cipta sastra anak dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh
pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang
baik terhadap cipta sastra anak.
3. KEGIATAN APRESIASI SASTRA
Dalam melaksanakan apresiasi sastra
anak dapat melakukan beberapa kegiatan, antara lain kegiatan apresiasi
langsung, kegiatan apresiasi tidak langsung, pendokumentasian, dan kegiatan
kreatif.
a. Kegiatan Apresiasi Langsung
Kegiatan apresiasi langsung adalah
kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh nilai kenikmatan dan
kekhidmatan dari karya sastra anak yang diapresiasikan.
Kegiatan apresiasi langsung meliputi
kegiatan sebagai berikut:
• Membaca sastra anak.
• Mendengar sastra anak ketika
dibacakan atau dideklamasikan.
• Menonton pertunjukan sastra anak
dipentaskan
b. Kegiatan Apresiasi Tak Langsung
Kegiatan apresiasi tak langsung
adalah suatu kegiatan apresiasi yang menunjang pemahaman terhadap karya sastra
anak. Cara tidak langsung ini meliputi tiga pokok, yaitu:
• Mempelajari teori sastra
• Mempelajari kritik dan esai sastra
• Mempelajari sejarah sastra
c. Pendokumentasian Karya Sastra
Usaha pendokumentaasian karya sastra
juga termasuk bentuk apresiasi sastra yang secara nyata ikut melestarikan
keberdayaan karya sastra. Bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap karya
sastra dengan cara mendokumentasikan karya sastra dari kepunahan. kegiatan
dokumentasi dapat meliputi pengumpulan dan penyusunan semua data karya sastra,
baik yang berupa artikel-artikel atau karangan dalam surat kabar, majalah
makalah-makalah, skripsi, tesis, disertasi, maupun buku-buku sastra.
Untuk latihan dokumentasi bagi siswa-siswa dapat diminta membuat klipig, berupa guntingan-guntingan dari Koran atau majalah, dngan topik tertentu.
Untuk latihan dokumentasi bagi siswa-siswa dapat diminta membuat klipig, berupa guntingan-guntingan dari Koran atau majalah, dngan topik tertentu.
d. Kegiatan Kreatif
Kegiatan kreatif juga termasuk salah
satu kegiatan apresiasi sastra. Dalam kegiatan ini dapat dilakukan adalah
belajar menciptakan karya sastra, misalnya menulis puisi atau membuat cerita
pendek. Hasil ciipta siswa dapat dikirimkan dan dimuat dalam majalah dinding,
majalah sekolah, surat kabar, ataupun majalah sastra. Selain itu, juga dapat
dilakukan kegiatan rekreatif, yaitu menceritakan kembali karya sastra yang
dibaca, yang didengar atau yang ditontonnya. Kegiatan kreatif dan rekreatif
jelas menunjang pemahaman dan penghargaan terhadap karya sastra, yaitu mengajak
mereka berminat untuk bergaul dan mencintai karya sastra.
4. TINGKAT-TINGKAT APRESIASI SASTRA
cara meningkatkakn apresiasi
seseorang terhadap satra anak itu dapat melalui kegiatan membaca sastra anak
sebanyak-banyaknya, mendengarkan pembacaan sastra anak sebanyak mungkin, dan
menonton pertunjukan sastra anak adalah salah satu cara dalam upaya mmeningkatkan
apresiasi sastra anak.
Sementara itu, menurut Yus Rusyana
(1979: 2) menyatakan ada tiga tingkatan dalam apresiasi sastra, yaitu:
a. seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak, ia terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif
a. seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak, ia terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif
b. setelah mengalami hal seperti itu,
kemudian daya intelektual seseorang itu bekerja lebih giat menjelajahi medan
makna karya sastra yang diapresiasinya
c. seseorang itu menyadari hubungan
sastra dengan dunia di luarnya sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat
dilakukan lebih luas dan mendalam.
5. MANFAAT APRESIASI SASTRA ANAK
lima manfaat bagi kehidupan ketika mengapresiasi
sastra anak, yaitu
a. manfaat estetis;
b. manfaat pendidikan;
c. manfaat kepekaan batin atau
sosial;
d. manfaat menambah wawasan;
e. manfaat pengembangan kejiwaan atau
kepribadian.
Estetika artinya ilmu tetang
keindahan atau cabang filsafat yang membahas tentang keindahan yang melekat
dalam karya seni. Sementara itu, kata estetis artinya indah, tentang keindahan
atau mempunyai nilai keindahan. Manfaat estetis dalam apresiasi sastra anak
adalah manfaat tentag keindahan yang melekat pada sastra anak. Manfaat estesis
seperti itu mempu member hiburan, kepuasan, kenikmatan, dan kebahagiaan batin
ketika karya itu dibaca atau didengarnya.
Mendidik artinya memelihara dan
member latihan (ajaran) mengenai akhlak, budi pekerti, dan kecerdasn pikir.
Manfaaat pendidikan pada apresiasi sastra anak adalah memberi berbagai
informasi tentang proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan.
Peka artinya mudah terasa, mudah tersentuh, mudah bergerak, tidak lalai, dan tajam menerima atau meneruskan pengaruh dari luar. Manfaat kepekaan batin atau kepekaan social dalam mengapresiasi sastra anak adalah upaya untuk selalu mengasah batin agar mudah tersentuh oleh hal-hal yang bersifat batiniah ataupun sosial.
Wawasan artinya hasil mewawas, tinjauan atau pandangan. Manfaat menambah wawasan dalam mengapresiasi sastra anak artinya memberi tambahan informasi, pengetahuan, pengalaman hidup, dan pandangan-pandangan tentang kehidupan.
Manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian dari apresiasi sastra anak adalah mampu menghaluskan budi pekerti seorang apresiator.
Peka artinya mudah terasa, mudah tersentuh, mudah bergerak, tidak lalai, dan tajam menerima atau meneruskan pengaruh dari luar. Manfaat kepekaan batin atau kepekaan social dalam mengapresiasi sastra anak adalah upaya untuk selalu mengasah batin agar mudah tersentuh oleh hal-hal yang bersifat batiniah ataupun sosial.
Wawasan artinya hasil mewawas, tinjauan atau pandangan. Manfaat menambah wawasan dalam mengapresiasi sastra anak artinya memberi tambahan informasi, pengetahuan, pengalaman hidup, dan pandangan-pandangan tentang kehidupan.
Manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian dari apresiasi sastra anak adalah mampu menghaluskan budi pekerti seorang apresiator.
C. PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA ANAK
Pembelajaran apresiasi sastra anak di
sekolah dasar meliputi tiga tahapan yang harus dilalui seorang guru, yaitu :
1) Persiapan Pembelajaran
2) Tahap persiapan pembelajaran
apresiasi sastra anak di sekolah dasar bagi seorang guru dapat menyangkut
dengan dirinya, yaitu
a. persiapan fisik, dan
b. persiapan mental.
Fisik seorang guru harus sehat
jasmaninya, tidak sakit-sakitan. Mentalnya pun harus sehat jiwanya, tidak sakit
ingatan.
Sementara itu, hal-hal teknis yang
perlu dipersiapkan adalah:
1) Memilih Bahan Ajar
Bahan ajar dapat diperoleh dari
buku-buku bacaan sastra anak di perpustakaan sekolah, perpustakaan pemerintah
daerah, took buku ataupun buku pelajaran sekolah yang sudah tersedia. Namun
apabila belum tersedia dalam buku pelajaran sekolah, seorang guru harus
mencarinya ke tempat-tempat tersebut. Bahan ajar harus sesuai dengan anak didik
sehingga pertimbangan usia anak didik menjadi pilihan utama. Keberagaman tema,
keberagaman pengarang, dan bobot atau mutu karya sastra yang akan dijadikan
bahan ajar juga menjadi pertimbangan yang matang. Menentukan metode harus
disesuaikan dengan kemampuan guru dan kebutuhan serta kesesuaian dengan keadaan
siswa. Menuliskan persiapan mengajar harian merupakan salah satu bentuk
keprofesionalan seorang guru. Penulisan PMH itu juga menunjukkan bahwa guru siap
secara lahir batin hendak menyampaikan pembelajaran apresiasi sastra anak di
sekolah dasar.
2) Menentukan Metode Pembelajaran
Beberapa metode untuk pembelajaran
apresiasi sastra anak di sekolah dasar yang sekiranya cocok dapat digunakan,
antara lain:
a) Metode berkisah;
b) Metode pembacaan
c) Metode peragaan
d) Metode Tanya jawab
e) Metode penugasan
Metode berkisah dapat diberikan oleh
bapak atau ibu guru di depan kelas dengan membawakan sebuah kisah. Secara lisan
metode berkisah dapat disampaikan selama 15-25 menit untuk menarik perhatian
siswa. Metode berkisah tidak sama dengan metode berceramah. Kisah tidak
semata-mata disampaikan monoton dengan narasi, tetapi perlu selingan dialog dan
humor dengan suara yang berubah-ubah.
Metode pembacaan perlu diberikan
kepada siswa untuk melatih vocal. Pembacaan puisi dengan suara nyaring kan
lebih menarik. Dalam melaksanakan metode pembacaan ini perlu diperhatikan
irama, intonasi, lagu kalimat, jeda, dan nada dngan tinggi rendahnya suara atau
panjajng pendeknya suara.
Pada awalnya metode peragaan lebih
cenderung diberikan oleh guru untuk memperagakan gerakan-gerakan yang tersirat
dalam teks sastra anak. Metode peragaan ini hampir sama dengan metode
demonstrasi yang mengombinasikan teknik lisan dengan suatu perbuatan. Gerak
raut wajah dan ucapan seorang ketika sedang marah tentu berbeda dengan raut
wajah dan ucapan seseorang yang sedang dirundung kesedihan. Tutur kata, raut
muka, dan gerakan badan seorang tokoh dapat diperagakan oleh guru di depan
muridnya.
Metode Tanya-jawab dapat diberikn
setelah terlebih dahulu siswa ikut terlibat dalam apresiasi sastra anak secara
langsung. Artinya dapat dapat diajukan oleh seorang guru kepada siswanya
setelah siswa itu membaca, mendengar atau menonton pertunjukan pentas sastra.
3) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi
sastra anak di sekolah dasar dapat dimulai dari kegiatan pra-KBM (Kegiatan
Belajar Mengajar) hingga KBM di kelas. Kegiatan pra-KBM dapat dilakukan dengan
memberi salinan atau kopi teks sastra, diberi tugas membaca, menghafalkan,
meringkas atau mencatat dan menemukan arti kata-kata sukar yang terdapat dalam
teks sastra. KBM di kelas dapat dilakukan dengan memberi tugas membaca sajak,
membaca cerita, berdeklamasi atau mendongeng di depan kelas, Setelah itu baru
diadakan tanya jawab, menuliskan pendapat, dan berdiskusi bersama merumuskan
isi, tema, dan amanat.
4. Evaluasi Pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran apresiasi
sastra itu hendaknya mengandung tiga komponen dasar evaluasi, yaitu :
a. kognisi
b. Aspek kognisi artinya lebih
mengutamakan pengetahuan bernalar atau pengembangan daya pikir sebagai
kecerdasan otak.
c. Afeksi
Aspek afeksi artinya lebih
mengutamakan unsur perasaan atau emosional.
d. Keterampilan
Aspek keterampilan lebih mengutamakan
kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas.
Dalam pembelajaran apresiasi sastra anak pada umumnya mengenal dua bentuk penilaian, yaitu:
a) penilaian prosedur, yang meliputi penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar, dan
b) instrumen atau alat penilaian, yang meliputi tanya jawab, penugasan, esai tes dan pilihan ganda. Oleh karena itu, evaluasi harus dijelaskan komponen dasar yang akan dievaluasi, artinya harus jelas aspek-aspek yang akan dievaaluasi.
Dalam pembelajaran apresiasi sastra anak pada umumnya mengenal dua bentuk penilaian, yaitu:
a) penilaian prosedur, yang meliputi penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar, dan
b) instrumen atau alat penilaian, yang meliputi tanya jawab, penugasan, esai tes dan pilihan ganda. Oleh karena itu, evaluasi harus dijelaskan komponen dasar yang akan dievaluasi, artinya harus jelas aspek-aspek yang akan dievaaluasi.
Cara yang digunakan untuk
mengevaluasi, misalnya dengan:
a) Tanya jawab
b) Penugasan
c) Esai Tes
d) Pilihan Ganda
Evaluasi dengan tanya jawab dapat
diajukan secara lisan ketika sedang berlangsung proses belajar mengajar di
kelas. Bentuk pertanyaan dapat dibuat dari yang paling sederhana hingga yang
paling sukar. Tentu setiap pertanyaan mengandung bobot, dari yang berbobot
paling rendah hingga yang paling tinggi. Pertanyaan dapat diajukan kepada semua
siswa dengan jawaban tertulis atau langsung tanya jawab secara lisan yang
diajukan hanya kepada beberapa siswa. Jelas dengan cara tanya jawab untuk
mengetahui secara langsung tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang
dipelajarinya.
Penugasan merupakan cara
evaluasi untuk pengembangan kepribadian, perluasan daya berpikir siswa dan
kreativitas emosional, serta memupuk keterampilan siswa. Bentuk penugasan dapat
dipilih dari yang paling sederhana, misalnya membaca secara bergantian,
menghafalkan teks sajak yang pendek atau berdeklamasi di depan kelasm hinga
meningkat yang paling kompleks, seperti mencatat dan mencari kata-kata sukar
dalam kamus, memberi ulasan sajak atau merumuskan amanat sajak.Penugasan dapat
dilakukan di kelas ketika sedang berlangsung proses belajar mengajar, misalnya
membaca cerita secara bergantian, membaca sajak, berdeklamasi, dan bermain peran
atau juga sebagai tugas rumah untuk menghafalkan sajak, meringkas cerita, dan
menyusun kamus kecil dari kata-kata yang terdapat dalam teks sajak atau cerita
yang dibacanya.
Esai tes diberikan kepada siswa untuk melatih menyusun kalimat secara baik dan benar, berpikir secara teratur dan runtut, dan menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Untuk esai pembelajaran apresiasi sastra anak tingkat sekolah dasar perlu dipilih bentuk-bentuk yang paling sederhana, misalnya ceritakan kembali dengan bahasamu dongeng berikut.
Bentuk pilihan ganda dalam evaluasi sudah tidak asing lagi bagi anak-anak sekolah dasar. Dengan cara evaluasi pilihan ganda ini anak dilatih untuk memilih salah satu dari beberapa jawaban yang tersedia. Anak tidak diberi kemungkinan untuk mengembangkan diri di luar jawaban yang tersedia. Meskipun demikian, dengan cara evaluasi pilihan ganda ini sebenarnya juga menuntun dan membimbing siswa kea rah tujuan yang pasti, Oleh karena itu, evaluasi pemblajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar pun dapat dibuat daengan pilihan ganda.
D. KESIMPULAN
Esai tes diberikan kepada siswa untuk melatih menyusun kalimat secara baik dan benar, berpikir secara teratur dan runtut, dan menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Untuk esai pembelajaran apresiasi sastra anak tingkat sekolah dasar perlu dipilih bentuk-bentuk yang paling sederhana, misalnya ceritakan kembali dengan bahasamu dongeng berikut.
Bentuk pilihan ganda dalam evaluasi sudah tidak asing lagi bagi anak-anak sekolah dasar. Dengan cara evaluasi pilihan ganda ini anak dilatih untuk memilih salah satu dari beberapa jawaban yang tersedia. Anak tidak diberi kemungkinan untuk mengembangkan diri di luar jawaban yang tersedia. Meskipun demikian, dengan cara evaluasi pilihan ganda ini sebenarnya juga menuntun dan membimbing siswa kea rah tujuan yang pasti, Oleh karena itu, evaluasi pemblajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar pun dapat dibuat daengan pilihan ganda.
D. KESIMPULAN
Sastra anak dapat diartikan sebagai
‘karya seni yang imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang
bermediumkakan bahasa, baik lisan ataupun tertulis, yang secara khusus dapat
dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak’.
Ada 3 ciri yang menandai sastra anak itu berbeda dengan sastra orang dewasa, diantaranya: Unsur pantangan, penyajian dengan gaya secara langsung, fungsi terapan. Sastra anak memiliki fungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.
Ada 3 ciri yang menandai sastra anak itu berbeda dengan sastra orang dewasa, diantaranya: Unsur pantangan, penyajian dengan gaya secara langsung, fungsi terapan. Sastra anak memiliki fungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.
Pengertian dari kata apresiasi, yaitu
kesadaran kita terhadap nilai-nilai seni dan budaya (sastra anak) serta
penilaian atau penghargaan kita terhadap sesuatu (sastra anak). Jadi karya
sastra anak merupakan penghargaan terhadap karya sastra yang dibuat oleh anak
berdasarkan pengalaman, imajinasi, dan penglihatan anak sehingga menambah
motivasi anak untuk meningkatkan karya sastranya.
E. SARAN
Dalam pembelajaran apresiasi sastra
anak di sekolah, fisik seorang guru harus sehat jasmaninya, tidak
sakit-sakitan. Mentalnya pun harus sehat jiwanya, tidak sakit ingatan. Selain
itu juga sebelum melakukan pambelajaran apresiasi sastra guru harus terlebih
dahulu memilih bahan ajar dan menentukan metode pembelajaran.
Disekolah Dasar, Pembelajaran Sastra
dimaksudkan Untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra.
Menurut Huck (1987 : 630-623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi
pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada 4 tujuan, yakni :
1.
Pencarian kesenangan Pada buku
2.
Menginterprestasikan bacaan sastra
3.
Mengembangkan kesadaran bersastra
4. Mengembangkan
apresiasi
Pembelajaran
sastra di SD adalah Pembelajaran sastra anak. Sastra anak adalah karya sastra
yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang
akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Sifat sastra
anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini
sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang
dewasa. Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan
tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.
Jenis sastra
anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra anak
sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat
dibedakan atas tiga hal, yaitu :
(1) sastra anak yang mengetengahkan
tokoh utama benda mati,
(2) sastra anak yang mengetengahkan
tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia,
(3) sastra anak yang menghadirkan tokoh
utama yang berasal dari manusia itu sendiri.
Seperti pada
jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan
dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.
Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan
kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi
pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak
dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira
mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan
kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya.
Kegiatan Belajar 2
Apresiasi Sastra
Anak
1.
Apresiasi berarti :
(a) kesadaran terhadap nilai-nilai seni
dan budaya;
(b) penilaian (penghargaan) terhadap
sesuatu; dan
(c) kenaikan nilai barang karena harga
pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah.
Sehubungan
dengan materi pembelajaran sastra anak ini, pengertian apresiasi yang kita
maksudkan di sini adalah pengertian pertama dan kedua, yaitu (a) kesadaran kita
terhadap nilai-nilai seni dan budaya (sastra anak), dan (b) penilaian atau
penghargaan kita terhadap sesuatu (sastra anak).
1. Ada tiga
batasan apresiasi sastra anak, yaitu
(a) Apresiasi sastra anak adalah
penghargaan (terhadap karya sastra anak) yang didasarkan pada pemahaman;
(b) Apresiasi sastra anak adalah
penghargaan atas karya sastra anak sebagai hasil pengenalan, pemahaman,
penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin
terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra anak; dan
(c) Apresiasi sastra anak adalah
kegiatan menggauli cipta sastra anak dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh
pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang
baik terhadap cipta sastra anak.
1.
Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak
itu kita dapat melakukan beberapa kegiatan, antara lain :
(a) kegiatan apresiasi langsung, yaitu
membaca sastra anak, mendengar sastra anak ketika dibacakan atau
dideklamasikan, dan menonton pertunjukan sastra anak dipentaskan;
(b) kegiatan apresiasi tidak langsung,
yaitu mempelajari teiri sastra, mempelajari kritik dan esai sastra, dan
mempelajari sejarah sastra;
(c) pendokumentasian sastra anak, dan
(d) melatih kegiatan kreatif mencipta
sastra atau rekreatif dengan mengungkapkan kembali karya sastra yang dibaca,
didengar atau ditontonnya.
1.
Ada tiga tingkatan atau langkah dalam
apresiasi sastra anak, yaitu :
(a) seseorang mengalami pengalaman yang
ada dalam cipta sastra anak, ia terlibat secara emosional, intelektual, dan
imajinatif;
(b) setelah mengalami hal seperti itu,
kemudian daya intelektual seseorang itu bekerja lebih giat menjelajahi medan
makna karya sastra yang diapresiasinya; dan
(c) seseorang itu menyadari hubungan
sastra dengan dunia di luarnya sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat
dilakukan lebih luas dan mendalam.
1. Setidaknya
terdapat lima manfaat bagi kehidupan ketika mengapresiasi sastra anak, yaitu
(a) manfaat estetis,
(b) manfaat pendidikan,
(c) manfaat kepekaan batin atau sosial,
(d) manfaat menambah wawasan, dan
(e) manfaat pengembangan kejiwaan atau
kepribadian.
Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran
Apresiasi Sastra Anak
1.
Pembelajaran apresiasi sastra anak di
sekolah dasar meliputi tiga tahapan yang harus dilalui seorang guru, yaitu :
(a) persiapan pembelajaran,
(b) pelaksanaan pembelajaran, dan
(c) evaluasi pembelajaran.
1. Tahap
persiapan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar bagi seorang guru
dapat menyangkut dengan dirinya, yaitu
(a) persiapan fisik, dan
(b) persiapan mental.
Fisik seorang guru harus sehat
jasmaninya, tidak sakit-sakitan. Mentalnya pun harus sehat jiwanya, tidak sakit
ingatan.
Sementara itu, hal-hal teknis yang perlu
dipersiapkan adalah:
(a) memilih bahan ajar,
(b) menentukan metode pembelajaran, dan
(c) menuliskan persiapan mengajar
harian.
1.
Bahan ajar harus sesuai dengan anak
didik sehingga pertimbangan usia anak didik menjadi pilihan utama. Keberagaman
tema, keberagaman pengarang, dan bobot atau mutu karya sastra yang akan
dijadikan bahan ajar juga menjadi pertimbangan yang matang. Menentukan metode
harus disesuaikan dengan kemampuan guru dan kebutuhan serta kesesuaian dengan
keadaan siswa. Menuliskan persiapan mengajar harian merupakan salah satu bentuk
keprofesionalan seorang guru. Penulisan PMH itu juga menunjukkan bahwa guru
siap secara lahir batin hendak menyampaikan pembelajaran apresiasi sastra anak
di sekolah dasar.
2. Pelaksanaan
pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar dapat dimulai dari kegiatan
pra-KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) hingga KBM di kelas. Kegiatan pra-KBM dapat
dilakukan dengan memberi salinan atau kopi teks sastra, diberi tugas membaca,
menghafalkan, meringkas atau mencatat dan menemukan arti kata-kata sukar yang
terdapat dalam teks sastra. KBM di kelas dapat dilakukan dengan memberi tugas
membaca sajak, membaca cerita, berdeklamasi atau mendongeng di depan kelas,
Setelah itu baru diadakan tanya jawab, menuliskan pendapat, dan berdiskusi
bersama merumuskan isi, tema, dan amanat.
3.
Evaluasi pembelajaran apresiasi sastra
itu hendaknya mengandung tiga komponen dasar evaluasi, yaitu :
(a) kognisi,
(b) afeksi, dan
(c) keterampilan.
Pada umumnya dikenal dua bentuk
penilaian, yaitu :
(a) penilaian prosedur, yang meliputi
penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar, dan
(b) instrumen atau alat penilaian, yang
meliputi tanya jawab, penugasan, esai tes dan pilihan ganda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar