KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Salawat dan Do’a
senantiasa tercurah kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, semoga beliau,
keluarga, para sahabat serta para pengikutnya senantias mendapat tempat yang
layak disisi Allah SWT. Amin.
“Jangan menganggap tugas belajarmu sebagai
kewajiban melainkan pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan untuk menikmati
betapa indahnya dunia pengetahuan, kepuasan hati yang diberikannya serta
mamfaat yang akan diterima masyarakat apabila jerih-payahmu berhasil”.
Albert Einstein
Berdasarkan kata bijak diatas, kita mengambil
kesimpulan, bahwa sekecil apapun pengetahuan yang kita dapatkan, maka itu akan
bermamfaat bagi kita. Semoga makalah ini bisa membantu kita dalam mengetahui
dan memahami tentang “DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN” sehingga memperoleh
tambahan wawasan yang lebih luas, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan dari pembaca.
Lasusua, 09
November 2012
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................................................
i
DAFTAR
ISI......................................................................................................
ii
BAB
1 PENDAHULUAN
1. LatarBelakang...........................................................................
1
2. RumusanMasalah......................................................................
1
3. TujuanPenulisan........................................................................ 1
BAB II KAJIAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
1. Konsepsi-Konsepsi Mengenai Khusus Mengenai Pergeseran Masyarakat dan
Kebudayaan 2
2. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri...................................................... 2
3. Proses Evolusi Sosial...............................................................................
4
4. Proses Difusi ........................................................................................... 5
5.
Akulturasi
dan Pembaruan atau Asimilasi..........................................
5
6. Pembaharuan atau Inovasi....................................................................
6
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan.............................................................................................
9
2.
Saran ....................................................................................................... 9
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Effendi, R (2006) mengemukakan bahwa
masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar
hubungan, sedikit banyaknya bersifat kekalm berlandaskan perhatian dan tujuan
bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang
relatif lama.
E.B Taylor (2007) mengungkapkan
bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Koentjaraningrat (2003)
mengungkapkan bahwa untuk menganalisa proses-proses pergeseran masyarakat dan
kebudayaan, termasuk lapangann penelitian antropologi dan sosiologi yang
disebut dinamika sosial diantara konsep-konsep yang terpenting ada yang
mengenai proses-proses belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi,
sosialisasi dan enkulturasi. selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat
manusia (atau evolusi kebudayaan) Dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sederhana
hingga yang makin lama makin kompleks yang dilanjutkan dengan proses penyebaran
kebudayaan–kebudayaan yang terjadi bersama dengan perpindahan bangsa-bangsa
dari muka bumi. Proses lainnya adalah proses perkenalan budaya-budaya asing
yang disebut “proses akulturasi” dan proses pembaruan yang disebut
“asimilasi” dan yang berkaitan erat dengan penemuan baru yang disebut
“inovasi”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah
maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah yang kemudian disusun dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1.
Apa
konsep-konsep mengenai pergeseran masyarakat dan kebudayaan?
2.
Bagaimana
proses belajar kebudayaan sendiri?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam
kajian ini adalah untuk mengetahui konsepsi-konsepsi mengenai pergeseran
masyarakat dan kebudayaan, proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi
sosial, proses difusi, akulturasi dan pembaharuan atau asimilasi dan perubahan
atau inovasi.
BAB II
PEMBAHASAN
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. Konsepsi-Konsepsi Mengenai Khusus
Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan
Dalam Bab ini, konsep yang kita
perlukan apabila kita ingin menganalisa secara ilmiah gejala-gejala dan
kejadian-kejadian sosial budaya disekeliling kita sebagai proses yang sedang
berjalan dan bergeser. semua konsep yang kita perlukan apabial kita ingin
menganalisa proses pergeseran masyarakat dan kebudayaan , termasuk lapangan
penelitian ilmu antropologi dan sosiologi yang disebut dinamika sosial.
Diantara konsep yang terpenting ada
yang mengenai proses belajar kebudayaan oleh warga masyarakat yang
bersangkutan, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Ada juga
proses perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya yang sederhana,
sehingga bentuk-bentuk yang lama semakin kompleks, yaitu evolusi kebudayaan.
Kemudian dap roses penyebaran kebudayaan secara geografi terbawa oleh
perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi, yaitu proses difusi. Proses lain adalah
proses belajar unsur-unsur kebudayaan asing oleh warga suatu masyarakat, yaitu
proses akullturasii dan asimilasi. Akhirnya ada proses pembaruan atau inovasi
yang sangat erat kaitannya dengan penemuan baru yang disebut inovasi dan
invention.
B. Proses
Belajar Kebudayaan Sendiri
1.
Proses Internalisasi
Koentjaraningrat (2003) mengunkapkan
bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup
individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang
hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat,
nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya.
Menurut Effendi, R (2006)
internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang
dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam diri manusia itu maupu
eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.
Dapat disiimpulkan, bahwa proses
internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang
dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan
internal maupun eksternal.
Menurut Fathoni, A (2006), proses
internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk
mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua
itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan
budayanya. Contoh: Bayi yang lahir terus belajar bagaimana mendapatkan perasaan
puas dan tidak puas.
2. Proses
Sosialisasi
Menurut Fathoni, A (2006), proses
sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan
sistem sosial. Dalam prose situ seseorang individu dari masa anak-anak hingga
masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam
individu disekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang
munkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Koentjaraningrat (2003)
individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi
yang berbeda-beda karena prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan
serta lingkungan sosial yang bersangkutan.
Menurut Effendi, R (2006) syarat
terjadinya proses sosialisasi adalah:
a.
Individu
harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
b.
Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk
membaca, menulis dan berbicara.
c.
Pengendalian
fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
d.
Individu
harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.
3. Proses Akulturasi
Menurut Kuntjaraningrat (2003),
mengemukakan bahwa proses akulturasi merupakan proses belajar dan menyesuaikan
alam pikiran serta sikap terhadap adat. system norma, serta semua peraturan
yang terdapat dalam kebudayaan seseorang
Sejak kecil proses akulturasi sudah
dimulai dalam alam pikiran manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga,
kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang
berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu prosen akulturasi disebut
juga dengan pembudayaan.
Akulturasi terjadi apabila suatu
kelompok manusia dengan satuan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.
Proses akulturasi yang berjalan
dengan baik dapat menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing
dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan
asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap
sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri.
C. Proses
Evolusi Sosial
1. Proses
Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial
Proses evolusi dari suatu masyarakat
dan kebudayaan dapat dianalisa secara mendetail (microscopic), tetapi dapat
juga dilihat secara keseluruhan dengan memperhatikan perubahan-perubahan besar
yang telah terjadi (macroscopic). Proses-proses sosial budaya yang dianalisa
secara detail dapat memberi gambaran mengenai berbagi proses perubahan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari suatu masyarakat. Proses evolusi
sosial budaya secara macroscopic yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang
panjang, dalam antropologi disebut “proses-proses pemberi arah” atau
directional processes.
2. Proses-proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya
Dalam Antropologi, perhatian terhadap proses-proses
berulang dalam evolusi sosial buadaya baru timbul sekitar tahun 1920 bersama
dengan perhatian terhadap individu dalam masyarakat sebelumnya, Para ahli
antropologi umumnya hanya memperhatikan adat istiadat yang lazim berlaku
dalam masyarakat yang mereka teliti, tanpa memperhatikan sikap, perasaan
serta tingkah laku para individu yang bertentangan dengan adat istiadat.
Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat
yang berlaku dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu
masyarakat, perlu diperhatikan 2 (dua) konsep yang berbeda, yaitu:
a.
Kebudayaan
sebagai kompleks dari konsep norma-norma, pandangan-pandangan dan sebagainya
yang bersifat abstrak (yaitu sistem budaya).
b.
Kebudayaan
sebaga sebagai serangkaian tindakan yang konkrit dimana para individu saling
berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Kedua sistem tersebut sering saling bertentangan dan
dengan mempelajari konflik-konflik yang ada dalam setiap masyarakat itulah
dapat diperoleh pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
3. Proses
Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan
Apabila
evolusi masyarakat dan kebudayaan dipandang darii suatu jarak yang jauh dengan
suatu interval yang panjang, (misalnya beberapa ribu tahun), akan menetukan
arah dari sejarah perkembbangan dari masyarakat dan kebudayaan yang
bersangkutan.
D. Proses
Difusi
1. Penyebaran
Manusia
Ilmu antropologi telah memperkirakan bahwa mahluk
manusia dari suatu daerah dimuka bumi, yaitu sabana tropical di Afrika Timur,
dan sekarang makhluk itu sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Ini
dapat diterangkan dengan adanya proses migrasi yang disertai dengan prose
penyesuaian atau adaftasi fisik dan sosial budaya dari manusia dalam jangka
waktu berates ribu tahun lamanya.
Ditinjau dari segi penelitiannya maka kita dapat
membayangkan berbagai macam sebab dari migrasi yang lambat dan otomatis, serta
peristiwa yang menyebabkan migrasi cepat dan mendadak.
Migrasi lambat dan otommatis adalah sejajar dengan
perkembangan dari manusia yang selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya
dimuka bumi hingga sekarang. Prose evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa
memerlukan daerah yang makin lama makin luas.
2. Penyebaran
Unsur-Unsur Kebudayaan
Bersama dengan penyebaran dan migrasi
kelompok-kelompok masyarakat dimuka bumi ini, turut tersebar pula berbagai
unsur kebudayaan. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa
ada perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa tetapi karena
unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu
tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Dalam zaman modern
seperti saat ini, penyebaran unsur-unsur kebudayaan tidak lagi mengikuti
migrasi-migrasi kelompok, melainkan tanpa kontak langsung antar individu yang
berbeda, ini disebabkan sekarang sudah banyak media-media yang membantu
mempercepat persebaran kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti
Televisi, radio, surat kabar dan sebagainya.
E.
Akulturasi dan Pembaruan atau Asimilasi
Akulturasi adalah proses sosial yang
timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu
lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Asimilasi timbul bila ada:
1. Golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
2. Saling
bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama.
3. Kebudayaan
golongan tadi berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan campuran. Golonga
minoritas mengubah sifat khas unsur kebudayaan dan masuk kebudayaan mayoritas.
5 (lima)
golongan masalah akulturasi, yaitu:
1. Masalah
metode untuk observasi, mencata dan melukiskan suatu proses akulturasi yang
terjadi.
2. Masalah
unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan yang sukar diterima.
3. Masalah
unsur apa yang mudah diganti dan tidak mudah diganti atau diubah.
4. Masalah
individu yang cepat dan sukar menerima.
5. maslah
ketegangan dari krisis sosial akibat akulturasi
Dalam
peneltian jalannya suatu proses akulturasi, seorang [peneliti sebaiknya
memperhatikan beberapa soal khusus, yaitu:
1. Keadaan
masyarakat penerima sebelum proses akulturasi berjalan.
2. Individu-individu
dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan asing.
3. Saluran-saluran
yang dimulai oleh unsur-unsur kebudayaan asing untuk masuk kedalam kebudayaan
penerima.
4. Bagian-bagian
dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing
tadi.
5. Reaksi
individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
F.
Pembaharuan atau Inovasi
Inovasi adalah suatu proses
pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan
tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya
sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu
berkaitan penemuan baru dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu
proses sosial yang melalui tahap discovery dan invension.
Faktor-faktor yang menjadi pendorong
bagi seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah
sebagai berikut:
1. Kesadaran
akan kekurangan dalam kebudayaan.
2. Mutu dari
keahlian dalam suatu kebudayaan.
3. Sistem
perangsang bagi kegiatan mencipta.
Penemuan baru seringkali terjadi
saat ada suatu krisis masyrakat, dan suatu krisis terjadi karena banyak orang
merasa tidak puas karena mereka melihat kekurangan-kekurangan yang ada
disekelilingnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat
diambil kesimpulan, yaitu:
1.
Konsep yang
diperlukan untuk menganalisa prose-proses pergerakan masyarakat dan kebudayaan,
termasuk lapangan penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut Dinamika
Sosial. Dari konsep dinamika sosial dapat ditarik beberapa konsep sederhana,
yaitu: konsep proses belajar kebudayaan oleh masyarakat itu sendiri,
yakni internalisasi, sosialisasi, dan enkulturisasi.
2. Dalam proses
evolusi sosial dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
a.
Proses
Microscopic dan Macroscopic dalam Evolusi Sosial.
b.
Proses-proses
Berulang dalam Evolusi Sosial Budaya.
c.
Proses
Mengarah dalam Evoksi Kebudayaan.
3.
konsep
proses penyebaran kebudayaan-kebudayaan yang terjadi bersamaan dengan
perpindahan bangsa-bangsa dimuka bumi disebut proses difusi.
4.
Akulturasi
adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
5. Inovasi
adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi dan dibuatnya produk-produk baru.
B. Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan
makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar